PETANI KAKAO DESA KELAWI KECAMATAN BAKAUHENI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN PROVINSI LAMPUNG
Abstract
“ Petani Kakau Desa Kelawi Kecamatan Bakauheni Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung” (Dosen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Bandar Lampung,Totan,SE.M.Si.) Indonesia adalah salah satu Negara tropis penghasil kakao terbanyak ketiga di dunia setelah Pantai Gading dan Ghana. Produksi kakao terbesar di Indonesia berasal dari provinsi Sulawesi tengah dan tebesar kedua berasal dari pulau sumatera. Khususnya di provinsi lampung perkebunan kakao sudah dikembangkan awal tahun 2000. Perkebunan kakao di lampung sebagian besar perkebunan rakyat yang artinya perkebunan nya dikelola dan dimiliki oleh masyarakat. Permasalahan yang dihadapi kelompok tani. Kurangnya jumlah bantuan pupuk bersubdi dari pemerintah kepada petani,demikian juga ketidak tepatan waktu datangnya pupuk bersubsidi ke lokasi tani kakao , sehingga mempengaruh waktu pemupukan dan produksi buah kakao,selanjutnya harga beli pupuk dipasaran sangat mahal ,sehingga membutuhkan modala yang besar juga kualitas biji kakao sangat rendah ,sehingga harga jual biji lakao juga sangat rendah.
Solusi yang ditawarkan kepada petani adalah memberikan alternatif pengganti pupuk bersubsidi kepada petani dengan memfaatkan limbah kulit buah kakao yang dijadikan pupuk dengan melalui pengomposan yang selama ini tidak pernah dimafaatkan ,juga memberikan pelatihan kepada petani tentang pembuatan kompos dari limbah kulit buah kakao,memberikan pelatihan tentang teknologi pengolahan biji kakao yang berkualitas melalui proses fermentasi yang selama ini belum pernah dilakukan .Masyarakat sangat antusias mengikuti kegiatan pengabdian pada masyarakt ini , karena selama ini mereka tidak mengetahui pentingnya peroses fermentasi biji kakao.Kompos limbah kulit buah kakao yang telah matang diperoleh pada minggu ke-8 proses pengomposan.Kegiatan ini memberikan suatu pendidikan kepada petani bahwa biji yang difermentasi dengan tidak difermentasi adalah tidak sama kualitasnya sehingga harga jual biji kakao pun berbeda. Biji yang difermentasi lebih baik kualitasnya dibandingkan yang tidakbdi fermentasiKeywords
References
Bae, S.H and M.D. Pathak. 1970. Life history of Nilaparvata lugens (Homoptera: Delphacidae) and susceptibility of rice varieties to its attacks. Ann. Entomol. Soc. Am. 63: 149-155.
Baehaki, S.E. 1985. Studi Perkembangan Populasi Wereng Coklat (Nilarparvata lugens Stal) Asal Imigran dan Pemencarannya di Pertanaman. Disertasi, Institut Pertanian Bogor.
Baehaki, S.E. 1993. Berbagai Hama Serangga pada Tanaman Padi. Penerbit Angkasa,
Bandung. 145 hlm.
Baehaki, S.E. 1996. Formula pengendalian wereng coklat menggunakan ambang ekonomi berdasar musuh alami. Suatu Sintesis Data Mendasari Rasionalisasi Pengendalian Hama Secara Kuantitatif pada Tanaman Padi. Tidak diterbitkan. 5 hlm
Baehaki, S.E. 2011. Standar operasional prosedur pengendalian wereng coklat dan virus kerdil. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Sukamandi. 6 hlm.
Dharmawan, A.H. 2006. Konflik-konflik kekuasaan dan otoritas kelembagaan
lokal dalam reformasi tata kelola pemerintahan desa: Investigasi teoritik dan empirik. Working Paper Series Project No.1. Partnership-Based Rural Governance Reform
. Kemitraan Indonesia dan Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan, Institut Pertanian Bogor. Strategi fundamental pengendalian hama.
Dharmawan, A.H. 2006b. Pendekatan pendekatan pembangunan pedesaan
dan pertanian: Klasik dan kotemporer. Makalah disampaikan pada acara Apresiasi
Perencanaan Pembangunan Pertanian Daerah Bagi Tenaga Pemandu Teknologi Mendukung Prima Tani, Hotel Jaya-Raya, Cisarua. 19-25 November 2006.
Hafsah, M.J. 2004. Potensi, peluang, dan strategi pencapaian swasembada beras dan kemandirian pangan nasional menuju proksi mantap. Makalah disampaikan pada Seminar Padi Nasional, Sukamandi, 15 Juli 2004. 19 hlm. Iriantara, Y. 2007. Community Relations, Konsep dan Aplikasinya. Simbiosa Rekatama Media, Bandung. 196 hlm.
Kindervatter, S. 1979. Non-Formal Education as an Empowering Process with Case Studies from Indonesia and Thailand. Center for International Dharmaw
University of Massachussetts. Natufe, O.I. 2001. The problematic of sustainable development and corporate
social responsibility: Policy implication for the Niger Delta. http://www.urhobo.kinsfolk.com/seecondannualconference/conference matters/Natufe.htm
Sogawa, K. and C.H. Cheng. 1979. Economic thresholds, nature of damage, and losses caused by the brown planthopper. p. 125-142. In Brown Planthopper: Threat to rice production in Asia.
Suprihatno, B., A.A. Daradjat, Satoto, S.E. Baehaki, Suprihanto, A. Setyono, S.D.
Indrasari, I P. Wardana, dan H. Sembiring. 2010. Deskripsi Varietas Padi. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Sukamandi. 114 hlm.
Wijaya, H.A.W. 2002. Otonomi Daerah dan Daerah Otonom. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Refbacks
- There are currently no refbacks.