PERAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) SEBAGAI PENGGERAK EKONOMI LOKAL DI SMK NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG

Toton TOTON

Abstract


Peran SMK Sebagai Penggerak Ekonomi Lokal(Toaon,SE.M.Si. Dosen FE Universitas Bandar Lampung.Sesuai dengan konsepnya pendidikan sistem ganda merupakan bentuk pendidikan dan pelatihan keahlian sistematik dan sinkron program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui bekerja langsung di dunia kerja, yang terarah Untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu. Selama ini industri dimanfaatkan oleh sekolah sebagai tempat pembelajaran tentang manajemen dan organisasi produksi. Seperti halnya SMK melakukan pengamatan cara kerja mesin dan produk dihasilkan dengan secara tidak langsung belajar tentang dan efisiensi. Selain itu peserta didik juga belajar tentang manajemen dan organisasi industriuntukbelajar tentang dunia Usaha dan cara pengelolaan Usaha,sehingga mereka memiliki wawasan dan pengetahuan tentangduniausaha. 

Melalui belajar manajemen dan organisasi ini juga bisa menambah wawasan peserta didik pada dunia wirausaha yang berbasis teknologi. yang dimiliki peserta didik sesuai dengan keahlian yang dimiliki, maka SMK bisa menerapkan kolaborasi Ekonomi Sistem dengan Industri Besar dengan cara mengajukan permohonan kepadaperusahaan besar untuk bergabung menjadi supplier.Hal Ini bertujuan untuk menumbuhkan kemampuan tehnopreneurship pada pendidik yang siap untuk kerja. Kemampuan trechnopreneurship yang dimiliki peserta didik dengan terjun langsung ke lapangan, memasarkan barang dan melayani peserta konsumen dapat menciptakan daya saing di DU/DI. Pengalaman dan keterampilan langsung peserta didik yang sudah belajar dan praktik langsung mengelola bisnis center sekolah diharapkan sebagai feed back (umpan balik) untuk DU/DI.serta kabolarasi dengan

Perusahaan besar.

 


Keywords


Kabolarasi

Full Text:

PDF

References


Armstrong, Thomas. 2004. Sekolah Para Juora. Bandung: PT. Mizon Pustako

Azzaini, Jamil. 2015. ON. Jakarta: Mizzania

BPS. 2016. Ketenagakeriaan. Jakarta: Bodan Pusot Stafistik

Dioionegoro, Wardiman. 1998. Pengembangan Sumber Daya Manusia melalui

Sekolah Menengah Keiuruan. Jakarta: Depdiknas

GIZ. 2015. Guidelines Designing TVET Measures. Germany

ILO. 2014. ASEAN Community 2015: Managing intengarion for Beyer Jobs and Shared Poverty. Bangkok

J.E. Thurman, A.E. Louzine, K.Kogi. 1993. Peningkaton Produktivitas Sekaligus

Perbaikan Tempat Keria. Jakarta: PT. Komunikaiaya Pratama

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan

Menengah, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Keiuruan. 2008. Pengembangan Program Prakerin. Jakarta

Pefa Jalan Pengembangan SMK 2077-2019. Jakarta

Revitalisasi Pendidikan Vokasi. Jakarta

Lee Kuan Yew School of Public Policy. 2016. Technical and Vocational Education and Training in Indonesia: Challenges and Opportunities for the Future. National University of Singapore

Prosser, Charles. 1950. Vocational Education in a Democracy. Chicago American Technical Society

Republik Indonesia. 1990. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Pasal 29 Ayat 2 Tentang Unit Produksi 2016. Inpres No.9 tentang Revitalisasi SMK Stoltz,Paul. 2003. Adversity Quotient @ Work. Batam: Interaksara Vygotsky. 1971. Psychology of Arts. New York: MIT Press


Refbacks

  • There are currently no refbacks.